1200
kukus baheuk
kenduri bukit padi
syukur Meratus
tandik balian bawo
mamang anak banua
1201
detik jarum jam
kamar berubah rupa
misteri sunyi
saat ingin berbaring
bunyi cecak di dinding
1202
di angin petang
dendang rerumpun bambu
padi menguning
lumbung padi di desa
tiang makmur negara
1103
kidung petani
sawah kilau mentari
hamparan emas
elok Ibu Pertiwi
cinta sampai ke nanti
1204
di dalam hutan
air akar bergantung
lepas dahaga
persahabatan alam
ini yang kau abaikan
1205
Licin berliku
ke puncak gunung Tidar
tadabur alam
rindang pohon beringin
menyatu dengan alam
1206
selamat pagi
segelas cappuccino
celoteh beo
syukur rahmat dan nikmat
karunia illahi
1207
di dalam butah
penuh buah kesturi
terbang ke Jogja
hanya di tanah Banjar
tumbuh pohon kesturi
1208
menapak subuh
mengharum kayu manis
desa Loksado
pemukiman yang asri
jauh dari polusi
1209
ceria pagi
menanjak rakit bambu
sungai Loksado
kecipak riak ombak
dendang alun penanjak
1210
aroma subuh
harum kembang durian
dusun Haruyan
tampuyak lauk makan
nikmat sarapan pagi
1211
di subuh hening
air gunung Pamaton
sejuk berwudhu
dikedamaian dusun
tentram tempat tetirah
1212
pesawat kertas
jatuh ke dalam kolam
anak menangis
kreatifitas anak
perlu dalam bermain
1213
rembulan muncul
tampak bayangan itu
serupa pungguk
di atas tunggul pohon
wajah penuh gairah
1214
suara bangkong
riuh di tepi sungai
senja tenggelam
sungai Batu Benawa
dulu tempat bermain
1215
sepi sekali
burung camar melesat
tinggi ke langit
tanda badai ‘kan datang
laut dahsyat bergoncang
1216
soneta senja
ombak mencumbu karang
Batu Bajanggut
nun di pantai Takisung
buih merajah cinta
1217
lembayung fajar
kilau gemulung ombak
Laut Selatan
desir buih di pantai
jejak tapak misteri
1218
butiran embun
bagai permata intan
di daun talas
mengalir air mata
duka lara sang dara
1219
melintas petang
kaki terus melangkah
sonder berpaling
keyakinan yang teguh
jalan mesti ditempuh
1220
merintis jalan
hidup hanya sekali
sebelum finish
berdoa dan upaya
jalan keredhoannya
1221
dalam buayan
syair pengantar tidur
doa sang ibu
lebih dari lautan
budi orang tuamu
1222
di hening malam
desah mulut si kecil
dalam pukungan
kur sumangat anakku
hidup mati beriman
1223
di relung malam
angin di daun pinus
serupa tangis
kau kah di lubang kunci
sejak tadi mengintip
1224
mahkota embun
elok bunga selasih
pagi mengharum
baik budi bahasa
s’lalu dikenang orang
1225
ditutup awan
cahaya bulan kelam
suara rintih
di atas tunggul tua
pungguk wajah tengadah
1226
bayangan itu
berubah arca sunyi
bulan tenggelam
di langit hitam kelam
mendung tebal menggantung
1227
anak kelinci
lari di rerumputan
melompat lompat
gadis kecil mencari
kelincinya sembunyi
1228
tak lagi bunga
rumput ilalang subur
di pekarangan
sebuah rumah tua
ditinggal penghuninya
1229
di rumah tua
meriuh kelelawar
di waktu senja
jalan ke rumah itu
amat sepi dan sunyi
1230
kereta senja
meluncur bagai ular
Malang – Jakarta
sampai pada tujuan
risau hati tertinggal
1231
telisik angin
pada rerimbun daun
senja berkisah
damainya alam raya
masih asri lestari
1232
disepoi angin
bunga di tepi jalan
berayun ayun
bunga kertas dalam pot
hidup dikesunyian
1233
hujan tak henti
air menggenang rumah
tak perlu risau
banjir di kota ini
hal yang sudah biasa
1234
berebut tulang
anjing saling memangsa
di negri ini
yang salah itu benar
banyak memilih salah
1235
antara bintang
bulan belah semangka
pelagu rindu
pada bangku di taman
renyuh romansa gitar
1236
butiran embun
jatuh di ujung daun
suara hening
pelan cahaya fajar
menyingsing nun di timur
1237
dalam jambangan
mawar merah yang mekar
aroma parfum
seekor kumbang hinggap
di bunga kertas itu
1238
hujan tak henti
mengepung kota itu
hingga terendam
orang banyak berpikir
menstok perahu karet
1239
bunga kenanga
tidak mengenal musim
s’lalu berbunga
cinta dan kasih sayang
dalam taman hatiku
1240
mencuci duka
duduk di tepi kolam
bulan purnama
mekar teratai merah
dalam soneta katak
1241
dibungkus awan
bulan yang tinggal sabit
gerimis rinai
lampu jalanan itu
meredup cahayanya
1242
suara gaduh
pohon yang bertumbangan
hutan dibabat
penjajah sangat keji
dari bangsa sendiri
1243
besar hasratku
kau menari untukku
sebelum pergi
panggung itu t’lah kosong
hanya harum melati
1244
pantai mendesir
cerita tentang cinta ?
gemulung ombak
laut memberi karang
camar pulang ke sarang
1245
di tepi senja
selembar daun luruh
dibawa angin
tubuh di pembaringan
tidur jadi gelisah
1246
sujud sajadah
di malam nisfu sya’ban
mata berlinang
panjatan doa ya rabb
ampunan kesalahan
1247
nikmat dahaga
puasa nisfu sya’ban
jalan ridhomu
musafir itu sujud
di tepi oasismu
1248
ilung mengapung
dikesunyian sungai
di kala fajar
gundah pasar terapung
ke mana jukung jukung
1249
suara burung
sayup ke ujung lembah
mencari hutan
balai adat terusir
di negrinya sendiri
1250
debur gelombang
langit awan berarak
laut selatan
burung pada menyepi
hembus angin setanggi
1251
di balik kelir
mereka yang terusir
di hutan alas
semangat pembangunan
berdirinya istana
1252
gerimis jatuh
di atas atap rumah
kamar yang sunyi
pada kaca jendela
ada sebuah nama
1253
jalan bergegas
melintas jalan itu
diremang malam
sebuah rumah tua
harum bunga cempaka
1254
sampah menyumbat
selokan tepi jalan
air membuncah
kebersihan lingkungan
tanggung jawab bersama
1255
di alun alun
lomba pesawat kertas
anak bersorak
di hari anak anak
pacu kreatifitas
1256
lelatu terbang
dari padang ilalang
api membakar
burung puyuh yang panik
meninggalkan sarangnya
1257
lembayung fajar
gemerlap di daunan
hening memancar
sejuknya air wudhu
damainya dalam kalbu
1258
mentari pagi
di bening air kolam
bayangan daun
ikan koi berkerumun
aneka warna punggung
1259
tidak terdengar
kicau murai di sangkar
pintu terbuka
apakah murai itu
merdu di pohon randu
1260
belalang merah
ribuan beterbangan
di padang rumputan
bagai serbuan api
membubuskan lelatu
1261
suara air
di sela bebatuan
damai di hati
di kaki gunung Layuh
geliat anak sungai
1262
sampai ke lembah
letupan buah para
jalan ke desa
pepohonan angsana
terasa sangat teduh
1263
kakashi marah
sekawan pipit kabur
sawah menguning
kidung suling kecapi
dari gubuk petani
1264
layangan putus
jatuh di laut lepas
maha dukamu
eksplorasi hayati
ikrar semasa rahim
1265
di tengah danau
iringan kerbau pulang
ke kandang kalang
panorama Manta’as
senja membawa berkah
1266
menanjak jukung
ribuan itik pulang
di danau Panggang
tanah Banjar yang makmur
sejak dahulu kala
1267
fajar memancar
antara dua gunung
hening sejagat
sesayup dari lembah
ayam alas berkokok
1268
di ufuk timur
pelan fajar memancar
cahya lembayung
terbangun dari tidur
ucapan rasa syukur
1269
di kala pajar
jukung sudah
merapat
Pasar Terapung
eksotik tanah Banjar
tampak semakin suram ?
1270
embun menetes
di ujung daun pandan
belalang terbang
pagi telah berakhir
masih sesayup bunyi
1271
di pekarangan
rerumpun serai wangi
pagi mengharum
sang perawan di pancur
mencuci tubuh mangir
1272
di pelataran
mewedang cappuccino
membaca senja
tampak jalan membentang
kaki mesti melangkah
1273
ilung yang larut
dundang syair rantauan
sungai Barito
pusaka tanah Banjar
makin dalam terendam
1274
tandik balian
kungkurung kecemasan
tanah Borneo
duka hutan dan rimba
pegunungan Meratus
1275
berangsur senja
mengelam tubuh sungai
melarut ilung
rumah lanting cerita
kerlip cahya lantera
1276
tidak berdua
hanya bayangan diri
di tepi kolam
mendadak bulan lenyap
di balik awan gelap
1277
di ujung senja
bangku tinggal sendiri
tiada burung
hanya selembut angin
di dedaunan murbei
1278
di lubang kunci
ada suara angin ?
malam gerimis
mendadak bunyi cecak
sebentar lalu hilang
1279
semakin malam
masih suara tokek
di luar angin
syahdu lantunan yassin
damai di dasar kalbu
1280
di kaki langit
fajar mulai bangkit
laut lembayung
nelayan sedang pulang
syukur rahmat illahi
1281
di batas laut
kelap kelip lantera
para nelayan
terkenal sejak dulu
nenek moyang pelaut
1282
dari kepompong
lahirlah kupu kupu
takdir hayati
maka terus berjalan
sampai di akhir ikrar
1283
rahmat dan nikmat
yang tiada berhingga
adalah nafas
tidak ada alasan
sehingga kau dustakan
1284
kiriman Yoshie
haiga bunga sakura
hari lebaran
erat ikatan batin
rindu dalam kenangan
1285
membangun gubuk
atap daun ilalang
negri sendiri
perbukitan dan lembah
adalah darah - daging
1286
senja berkabut
cericit anak bubut
menunggu induk
sunyi menjelang malam
hutan semakin kelam
1287
berpayung hitam
t’rus menyebut namamu
hujan menderu
gundukan tanah sepi
hanya harum melati
1288
awan lembayung
masuk ke pintu malam
surya terbenam
saat ingin berbaring
ada seekor ular
1289
merintis jalan
sebelum lengser surya
hidup bermakna
hakikatnya musafir
dari kutub ke kurub
1290
jemari lentik
gadis perawan desa
panen daun teh
cahya pagi kemilau
lereng bukit menghijau
1291
gumam si kecil
menyambut takbir subuh
anak beriman
syahdu ayam berkokok
alam cahya lembayung
1292
fajar memancar
hening sejagat raya
embun menetes
tafakur dalam diri
merenung jejak langkah
1293
muncrat selera
harum daun saledri
masak sop buntut
sangat nikmat bersahur
puasa besok hari
1294
melati air
bermandi embun pagi
mekar berseri
elok dalam jambangan
rindu dalam kenangan
1295
jalanan sunyi
sebab semesta hening
desa berembun
di kala fajar tiba
elok langit lembayung
1296
terbang melayang
ribuan burung dara
selamat pagi
di kota Banjarbaru
mengharum bunga cinta
1297
rinai halimun
dikeheningan alam
daunan sutra
lantunan ayat suci
nikmat saat bersahur
1298
gemercik sungai
marhaban ya ramadhan
desa yang permai
alun suling gembala
rindang pohon angsana
1299
duduk sajadah
menyatu dalam wirid
di salat subuh
menyempurnakan sahur
memetik biji tasbih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar