Kamis, 25 Juli 2024

 

1200

kukus baheuk

kenduri bukit padi

syukur Meratus

tandik balian bawo

mamang anak  banua

 

1201

detik jarum jam

kamar berubah rupa

misteri sunyi

saat ingin berbaring

bunyi cecak di dinding

 

1202

di angin petang

dendang rerumpun bambu

padi menguning

lumbung padi di desa

tiang makmur negara

 

1103

kidung petani

sawah kilau mentari

hamparan emas

elok Ibu Pertiwi

cinta sampai ke nanti

 

1204

di dalam hutan

air akar bergantung

lepas dahaga

persahabatan alam

ini yang kau abaikan

 

1205

Licin berliku

ke puncak gunung Tidar

tadabur alam

rindang pohon beringin

menyatu dengan alam

 

1206

selamat pagi

segelas cappuccino

celoteh beo

syukur rahmat dan nikmat

karunia illahi

 

1207

di dalam butah

penuh buah kesturi

terbang ke Jogja

hanya di tanah Banjar

tumbuh pohon kesturi

 

1208

menapak subuh

mengharum kayu manis

desa Loksado

pemukiman yang asri

jauh dari polusi

 

1209

ceria pagi

menanjak rakit bambu

sungai Loksado

kecipak riak ombak

dendang alun penanjak

 

1210

aroma subuh

harum kembang durian

dusun Haruyan

tampuyak lauk makan

nikmat sarapan pagi

 

1211

di subuh hening

air gunung Pamaton

sejuk berwudhu

dikedamaian dusun

tentram tempat tetirah

 

1212

pesawat kertas

jatuh ke dalam kolam

anak menangis

kreatifitas anak

perlu dalam bermain

 

1213

rembulan muncul

tampak bayangan itu

serupa pungguk

di atas tunggul pohon

wajah penuh gairah

 

1214

suara bangkong

riuh di tepi sungai

senja tenggelam

sungai Batu Benawa

dulu tempat bermain

 

1215

sepi sekali

burung camar melesat

tinggi ke langit

tanda badai ‘kan datang

laut dahsyat bergoncang

 

1216

soneta senja

ombak mencumbu karang

Batu Bajanggut

nun di pantai Takisung

buih merajah cinta

 

1217

lembayung fajar

kilau gemulung ombak

Laut Selatan

desir buih di pantai

jejak tapak misteri 

 

1218

butiran embun

bagai permata intan

di daun talas

mengalir air mata

duka lara sang dara

 

1219

melintas petang

kaki terus melangkah

sonder berpaling

keyakinan yang teguh

jalan mesti ditempuh

 

1220

merintis jalan

hidup hanya sekali

sebelum finish

berdoa dan upaya

jalan keredhoannya

 

1221

dalam buayan

syair pengantar tidur

doa sang ibu

lebih dari lautan

budi orang tuamu

 

1222

di hening malam

desah mulut si kecil

dalam pukungan

kur sumangat anakku

hidup mati beriman

 

1223

di relung malam

angin di daun pinus

serupa tangis

kau kah di lubang kunci

sejak tadi mengintip

 

1224

mahkota embun

elok bunga selasih

pagi mengharum

baik budi bahasa

s’lalu dikenang orang

 

1225

ditutup awan

cahaya bulan kelam

suara rintih

di atas tunggul tua

pungguk wajah tengadah

 

1226

bayangan itu

berubah arca sunyi

bulan tenggelam

di langit hitam kelam

mendung tebal menggantung

 

1227

anak kelinci

lari di rerumputan

melompat lompat

gadis kecil mencari

kelincinya sembunyi

 

1228

tak lagi bunga

rumput ilalang subur

di pekarangan

sebuah rumah tua

ditinggal penghuninya

 

1229

di rumah tua

meriuh kelelawar

di waktu senja

jalan ke rumah itu

amat sepi dan sunyi

 

1230

kereta senja

meluncur bagai ular

Malang – Jakarta

sampai pada tujuan

risau hati tertinggal

 

1231

telisik angin

pada rerimbun daun

senja berkisah

damainya alam raya

masih asri lestari

 

1232

disepoi angin

bunga di tepi jalan

berayun ayun

bunga kertas dalam pot

hidup dikesunyian 

 

1233

hujan tak henti

air menggenang rumah

tak perlu risau

banjir di kota ini

hal yang sudah biasa

 

1234

berebut tulang

anjing saling memangsa

di negri ini

yang salah itu benar

banyak memilih salah

 

1235

antara bintang

bulan belah semangka

pelagu rindu

pada bangku di taman

renyuh romansa gitar

 

1236

butiran embun

jatuh di ujung daun

suara hening

pelan cahaya fajar

menyingsing nun di timur

 

1237

dalam jambangan

mawar merah yang mekar

aroma parfum

seekor kumbang hinggap

di bunga kertas itu

 

1238

hujan tak henti

mengepung kota itu

hingga terendam

orang banyak berpikir

menstok perahu karet

 

1239

bunga kenanga

tidak mengenal musim

s’lalu berbunga

cinta dan kasih sayang

dalam taman hatiku

 

1240

mencuci duka

duduk di tepi kolam

bulan purnama

mekar teratai merah

dalam soneta katak

 

1241

dibungkus awan

bulan yang tinggal sabit

gerimis rinai

lampu jalanan itu

meredup cahayanya

 

1242

suara gaduh

pohon yang bertumbangan

hutan dibabat

penjajah sangat keji

dari bangsa sendiri

 

1243

besar hasratku

kau menari untukku

sebelum pergi

panggung itu t’lah kosong

hanya harum melati

 

1244

pantai mendesir

cerita tentang cinta ?

gemulung ombak

laut memberi karang

camar pulang ke sarang

 

1245

di tepi senja

selembar daun luruh

dibawa angin

tubuh di pembaringan

tidur jadi gelisah

 

1246

sujud sajadah

di malam nisfu sya’ban

mata berlinang

panjatan doa ya rabb

ampunan kesalahan

 

1247

nikmat dahaga

puasa nisfu sya’ban

jalan ridhomu

musafir itu sujud

di tepi oasismu

 

1248

ilung mengapung

dikesunyian sungai

di kala fajar

gundah pasar terapung

ke mana jukung jukung

 

1249

suara burung

sayup ke ujung lembah

mencari hutan

balai adat terusir

di negrinya sendiri

 

1250

debur gelombang

langit awan berarak

laut selatan

burung pada menyepi

hembus angin setanggi

 

1251

di balik kelir

mereka yang terusir

di hutan alas

semangat pembangunan

berdirinya  istana

 

1252

gerimis jatuh

di atas atap rumah

kamar yang sunyi

pada kaca jendela

ada sebuah nama

 

1253

jalan bergegas

melintas jalan itu

diremang malam

sebuah rumah tua

harum bunga cempaka

 

1254

sampah menyumbat

selokan tepi jalan

air membuncah

kebersihan lingkungan

tanggung jawab bersama

 

1255

di alun alun

lomba pesawat kertas

anak bersorak

di hari anak anak

pacu kreatifitas

 

1256

lelatu terbang

dari padang ilalang

api membakar

burung puyuh yang panik

meninggalkan sarangnya

 

1257

lembayung fajar

gemerlap  di daunan

hening memancar

sejuknya air wudhu

damainya dalam kalbu

 

1258

mentari pagi

di bening air kolam

bayangan daun

ikan koi berkerumun

aneka warna punggung

 

1259

tidak terdengar

kicau murai di sangkar

pintu terbuka

apakah murai itu

merdu di pohon randu

 

1260

belalang merah

ribuan beterbangan

di padang rumputan

bagai serbuan api

membubuskan lelatu

 

1261

suara air

di sela bebatuan

damai di hati

di kaki gunung Layuh

geliat anak sungai

 

1262

sampai ke lembah

letupan buah para

jalan ke desa

pepohonan angsana

terasa sangat teduh

 

1263

kakashi marah

sekawan pipit kabur

sawah menguning

kidung suling kecapi

dari gubuk petani

 

1264

layangan putus

jatuh di laut lepas

maha dukamu

eksplorasi hayati

ikrar semasa rahim

 

1265

di tengah danau

iringan kerbau pulang

ke kandang kalang

panorama Manta’as

senja membawa berkah

 

1266

menanjak jukung

ribuan itik pulang

di danau Panggang

tanah Banjar yang makmur

sejak dahulu kala

 

1267

fajar memancar

antara dua gunung

hening sejagat

sesayup dari lembah

ayam alas berkokok

 

1268

di ufuk timur

pelan fajar memancar

cahya lembayung

terbangun dari tidur

ucapan rasa syukur

 

1269

di kala pajar

jukung  sudah merapat

Pasar Terapung

eksotik tanah Banjar

tampak semakin suram ?

 

1270

embun menetes

di ujung daun pandan

belalang terbang

pagi telah berakhir

masih sesayup bunyi

 

1271

di pekarangan

rerumpun serai wangi

pagi mengharum

sang perawan di pancur

mencuci tubuh mangir

 

1272

di pelataran

mewedang cappuccino

membaca senja

tampak jalan membentang

kaki mesti melangkah

 

1273

ilung yang larut

dundang syair rantauan

sungai Barito

pusaka tanah Banjar

makin dalam terendam

 

1274

tandik balian

kungkurung kecemasan

tanah Borneo

duka hutan dan rimba

pegunungan Meratus

 

1275

berangsur senja

mengelam tubuh sungai

melarut ilung

rumah lanting cerita

kerlip cahya lantera

 

1276

tidak berdua

hanya bayangan diri

di tepi kolam

mendadak bulan lenyap

di balik awan gelap

 

1277

di ujung senja

bangku tinggal sendiri

tiada burung

hanya selembut angin

di dedaunan murbei

 

1278

di lubang kunci

ada suara angin ?

malam gerimis

mendadak bunyi cecak

sebentar lalu hilang

 

1279

semakin malam

masih suara tokek

di luar angin

syahdu lantunan yassin

damai di dasar kalbu

 

1280

di kaki langit

fajar mulai bangkit

laut lembayung

nelayan sedang pulang

syukur rahmat illahi

 

1281

di batas laut

kelap kelip lantera

para nelayan

terkenal sejak dulu

nenek moyang pelaut

 

1282

dari kepompong

lahirlah kupu kupu

takdir hayati

maka terus berjalan

sampai di akhir ikrar

 

1283

rahmat dan nikmat

yang tiada berhingga

adalah nafas

tidak ada alasan

sehingga kau dustakan

 

1284

kiriman Yoshie

haiga bunga sakura

hari lebaran

erat ikatan batin

rindu dalam kenangan

 

1285

membangun gubuk

atap daun ilalang

negri sendiri

perbukitan dan lembah

adalah darah - daging

 

1286

senja berkabut

cericit anak bubut

menunggu induk

sunyi menjelang malam

hutan semakin kelam

 

1287

berpayung hitam

t’rus menyebut namamu

hujan menderu

gundukan tanah sepi

hanya harum melati

 

1288

awan lembayung

masuk ke pintu malam

surya terbenam

saat ingin berbaring

ada seekor ular

 

1289

merintis jalan

sebelum lengser surya

hidup bermakna

hakikatnya musafir

dari kutub ke kurub

 

1290

jemari lentik

gadis perawan desa

panen daun teh

cahya pagi kemilau

lereng bukit menghijau

 

1291

gumam si kecil

menyambut takbir subuh

anak beriman

syahdu ayam berkokok

alam cahya lembayung

 

1292

fajar memancar

hening sejagat raya

embun menetes

tafakur dalam diri

merenung jejak langkah

 

1293

muncrat selera

harum daun saledri

masak sop buntut

sangat nikmat bersahur

puasa besok hari

 

1294

melati air

bermandi embun pagi

mekar berseri

elok dalam jambangan

rindu dalam kenangan

 

1295

jalanan sunyi

sebab semesta hening

desa berembun

di kala fajar tiba

elok langit lembayung

 

1296

terbang melayang

ribuan burung dara

selamat pagi

di kota  Banjarbaru

mengharum bunga cinta

 

1297

rinai halimun

dikeheningan alam

daunan sutra

lantunan ayat suci

nikmat saat bersahur

 

1298

gemercik sungai

marhaban ya ramadhan

desa yang permai

alun suling gembala

rindang pohon angsana

 

1299

duduk sajadah

menyatu dalam wirid

di salat subuh

menyempurnakan sahur

memetik biji tasbih

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Arsyad Indradi  Ruang Hening 1500 Tanka Indonesia Ilustrasi Cover : Alvin Shul Vatrick Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru...