700
di lampu kamar
banyak kerumun laron
gelepar sayap
mengejar cahayamu
sampai ke batas kalbu
701
tak ada angin
hening di pintu malam
pohon tafakur
syahdu jangkrik berzikir
kala kumandang azan
702
seekor laron
jatuh di sinar lampu
suara sayap
hanya padamu ya rabb
maha kasih sayangmu
703
di pagi ini
langit tergantung mendung
sedia payung
doa serta upaya
di jalan kehidupan
704
jalan di lorong
malam begitu pekat
cuma lantera
teman yang baik itu
membantu kala susah
705
menapak jalan
hanya setitik sinar
sang kunang kunang
walau rejeki kecil
namun sangat beberkah
706
serumpun bambu
mengantar surya lengser
deraian zikir
sejuk air pancuran
menyempurnakan wudhu
707
malam rembulan
langit bertabur bintang
makna firmanmu
tak ada didustakan
nikmat rahmat illahi
708
suatu senja
pintu sangkar terbuka
perkutut hilang
sampai pada mautnya
ruh pulang ke asalnya
709
tiada bulan
angin di rumpun pinus
serupa tangis
ada ketukan pintu
malam selasa kliwon
710
di lereng Lawu
pagi hijau kemilau
dedaunan teh
Ngawi – Bojonegoro
tapak jejak kenangan
711
rona lembayung
subuh alam yang teduh
buka jendela
masih nafas mengalun
maha kasih sayangmu
712
di angin pagi
anggrek bertatah embun
berayun ayun
sehat jiwa dan raga
dalam udara segar
713
berjalan pagi
takjub melihat mawar
kelopak mekar
angin menebar wangi
harum udara segar
714
menapak senja
musafir kehidupan
jalan ridhonya
untai rangkaian tasbih
keagungan asmanya
715
ombak Takisung
menyongsong bangkit fajar
pantai bertakbir
para nelayan pulang
biduk sarat rejeki
716
di kala petang
seekor burung terbang
pulang ke sarang
di mana pun berada
kan kembali ke tanah
717
air melompat
di tebing lembah Kahung
hujan gemuruh
air terjun yang sunyi
yang menyimpan misteri
718
di atas tebing
sebongkah batu jatuh
landak terbangun
mesti diperhitungkan
tiap kaki melangkah
719
mengolah lahan
bibit siap ditanam
musim penghujan
tiada batas waktu
cinta pada illahi
720
tiada angin
di hutan pohon pinus
menjelang magrib
pada sebuah surau
azan anak remaja
721
malam Tanah Lot
usai ombak di pantai
nikmatnya sunyi
pada jiwa yang tentram
kebugaran jasmani
722
di pohon turi
murai mengucap salam
selamat pagi
dikedalaman kalbu
syukur nikmat ilahi
723
daun mahoni
berserak di jalanan
angin kemarau
seekor anjing liar
mengais tempat sampah
724
terik mentari
jalan menuju kota
debu mengepul
masyarakat siaga
bencana kebakaran
725
musim kemarau
warga di Banjarmasin
teringat sungai
kota seribu sungai
kini tinggal kenangan
726
surya terbenam
menyentuh dasar kalbu
sajadah basah
merenung perjalanan
sampai dipenghabisan
727
kaki melangkah
bermula asma Allah
di pintu pagi
rejeki dari kasihnya
doa serta usaha
728
udara wangi
segar berjalan pagi
taman idaman
kebugaran jasmani
penting dalam hayati
729
bunga kenanga
salam mentari pagi
kemersik daun
patut makhluk bersyukur
karunia illahi
730
dari kepompong
sang kupu kupu terbang
di ambang pagi
tangis pertama bayi
masuk alam dunia
731
rindu yang dalam
menuju ke rumahmu
terik mentari
daLam masjid Nabawi
tercurah isi hati
732
selamat sore
murai mengucap salam
lembayung bening
angin lembut berhembus
soneta rumpun bambu
733
kemilau pagi
lembut semilir angin
kersik daunan
pandai menyukur nikmat
atas rahmat illahi
734
bulan mengapung
di sungai Martapura
airnya pasang
dalam tabuhan tarbang
lantunan syair burdah
735
panenan padi
dangau sekar mengalun
suling kecapi
negara akan maju
bangsa bermoral tinggi
736
di kala fajar
subuh sujud sajadah
panjatkan doa
pada saat yang hening
datang padamu ya rabb
737
alam menghening
syahdu suara azan
subuh bertakbir
lantang ayam berkokok
mengetuk pintu hati
738
perkutut terbang
melintas senja kala
entah ke mana
jodoh rejeki maut
ada di tangan tuhan
739
di ufuk sana
matahari terbenam
riuhnya camar
entah di dalam hati
hanya tuhan yang tahu
740
di tebing sungai
konser rerumpun bambu
petang membentang
di dusun kelahiran
tempat jiwa yang tentram
741
musim kemarau
sungai Upau berbatu
kemercik air
jalan menuju Jaru
terasa amat lengang
742
sampai ke lembah
buah para yang pecah
kemarau panjang
hamparan kembang lalang
putih lereng Meratus
743
duduk berteduh
di bawah kariwaya
siang menyengat
jalan menuju kota
sepi pejalan kaki
744
air pancuran
wudhu membasuh kalbu
subuh sajadah
air mata harapan
tangan menadah doa
745
tangan gemetar
kalbu menghatur doa
fajar bertakbir
ayam jantan berkokok
membuka pintu subuh
746
mawar bergoyang
kupu kupu bergayut
pagi mewangi
senyum si bunga desa
cantik tanpa kosmetik
747
suatu siang
daun jatuh ke kolam
katak terkejut
tiada juga hujan
walau langit gemuruh
748
kembang ilalang
memutih ke angkasa
lintas angin fohn
pohon mahoni tumbang
deretan mobil macet
749
seusai hujan
bulan di atas rawa
suara katak
nikmat nyanyian alam
damai hati yang risau
750
di malam larut
syahdu lantunan ayat
seribu dinar
doa untai harapan
rejeki dari tuhan
751
mentari terik
keong menyebrang jalan
beringsut ingsut
kerja sabar dan cermat
menghasilkan terbaik
752
capung bernaung
di rumpun daun serai
gerimis pagi
angin lembut di taman
elok bunga menari
753
kelopak merkah
sekuntum mawar merah
pagi mengharum
bunga perawan desa
manis bibir tersenyum
754
putri jelita
terkurung dalam bulan
cerita nenek
masihkah ada dongeng
pengantar anak tidur
755
sehabis hujan
parit di tepi sawah
suara katak
lewat suara alam
bugar jiwa dan raga
756
di rumah panggung
mengalun tarbang burdah
sholawat nabi
pedoman sunnah rasul
landasan kehidupan
757
bulan November
mekar bunga flamboyan
menghias jalan
pada bulan Desember
kenangan menyedihkan
758
angin Desember
flamboyan berguguran
tanah memerah
bangku di taman itu
sarat dengan kenangan
759
ikan tenggiri
harum daun kemangi
sarapan pagi
nikmat Allah berikan
moga kuatkan iman
760
setangkai anggrek
dibelai angin pagi
capung bergayut
aneka kupu kupu
beterbangan di taman
761
sebuah kota
kini dikepung banjir
warga gelisah
orang teringat sungai
kala ada bencana
762
seringnya hujan
pada sebuah kota
ekstra waspada
kota seribu sungai
kehilangan sungainya
763
pagi di dangau
wedang secangkir kopi
sawah menguning
ribuan pipit terbang
ada memedi manuk
764
dalam jambangan
sekuntum mawar kertas
kusam berdebu
pandai merawat diri
sehat jiwa dan raga
765
layar terkembang
laut mesti ditempuh
sebelum senja
di jalan kehidupan
meski berkeyakinan
766
kumandang azan
hening pohonan karet
magrib di Layuh
beduk di dusun ini
masih dipelihara
767
di hutan pinus
angin mengandung hujan
suara zikir
pedagang sayur mayur
dini hari ke kota
768
iringan kerbau
waktu fajar ke sawah
mengolah lahan
iringan buruh pabrik
pulang berwajah murung
769
di bawah pohon
kerbau memamah biak
pagi membajak
merdu terdengar lagu
suling anak gembala
770
jendela pagi
harum rumpun melati
bunga berseri
bunga desa ke pancur
senyum membasuh mimpi
771
sawah berair
di awal musim hujan
nyanyian katak
semaian benih padi
mulai bersuburan
772
siang yang teduh
mengalun suling bambu
padi menguning
Indonesia nan makmur
tanah air nan subur
773
sebatang bambu
titian penyebrangan
di sore itu
di jalan kehidupan
tentu banyak rintangan
774
belalang sembah
pada rumput menghijau
misteri cinta
di lereng gunung Kidul
nikmat belalang goreng
775
halaman rumah
pesona kembang bakung
kerumun lebah
madu obat mujarab
menyembuhkan penyakit
776
masih lestari
spesifik tanah Banjar
buah kesturi
ingat pasar terapung
ingat buah idaman
777
malam yang sunyi
di dalam kamar mandi
bunyi menetes
kecemasan pikiran
sebab bayang ilusi
778
belalang sembah
sujud di daun lontar
sembahyang subuh
hening semesta alam
dalam kumandang azan
779
berjalan pagi
segar di taman kota
harumnya bunga
kesegaran jasmani
kebugaran di jiwa
780
di ranting pagi
anak punai mengepak
belajar terbang
menuntut ilmu itu
dari usia dini
781
di pintu senja
tujuh daun bidara
mengusir sihir
maha kuasa Allah
dengan rafal ayatnya
782
semburan malam
aroma mawar merah
perisai diri
tujuh petala langit
tujuh petala bumi
783
khas kalangkala
asinan cita rasa
sarapan pagi
eksotik Kalimantan
buah tetap lestari
784
pagi semilir
bambu kuning bersyair
pagar sejagat
rumah tempat bernaung
tempat amal ibadah
785
lama meranggas
kenanga tumbuh tunas
kuncup memekar
senyum dara jelita
menebar wangi bunga
786
bunga flamboyan
mandi renyai halimun
rona lembayung
kicau burung kutilang
menyambut fajar tiba
787
suara katak
dikedalaman malam
rembulan sabit
dalam ruang tafakur
menyusur kehidupan
788
cahaya bulan
di empat puluh bunga
mandi pekasih
kama si kama mati
nuri katanya burung
789
malam mengharum
racikan daun pandan
ke tidur lelap
tikamku tikam Allah
kutikam wan sirrillah
790
tikna tikku tik
hatinya tik hatiku
bulan diaku
tidak akan terpisah
kataku kata kukang
791
hamparan rumput
kemilau ratna embun
pancaran fajar
para penyadap karet
masih memegang pisau
792
semut beriring
di cabang pohon randu
bersholat subuh
sholat di dalam masjid
banyak orang yang tua
793
merenung laut
ombak pecah di tebing
di kala senja
pada suatu masa
tebing jadi bencana
794
malaikat turun
cahaya maulid nabi
surga terbuka
sekaten jagat raya
kidung sholawat rasul
795
gerimis panas
goa gunung Pamaton
bunyi gamelan
pusaka Tanah Banjar
hanya tinggal riwayat
796
di pagi ini
suara enggang sunyi
pohonan tumbang
penjajah paling keji
yakni bangsa sendiri
797
burung tersesat
ke mana arah pulang
senja berkabut
berjanji itu mudah
melaksanakan susah
798
sungai meluap
larut tumpukan sampah
dikepung hujan
kota dilanda banjir
hal yang sudah biasa
799
di rumpun bambu
semilir angin pagi
daun berzikir
hidup hanya sekali
pandai memberi arti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar