Kamis, 25 Juli 2024

 

1300

siap tersaji

harum aroma kurma

buka puasa

basambang dalam surau

lantun salawat rasul

 

1301

di Kalimantan

menjamur odong odong

hiburan anak

bangun kereta api

mengangkut batu bara

 

1302

lantunan yassin

pada sebuah rumah

berita duka

malam semakin hening

bulan turut berduka

 

1303

di balik gunung

surya pelan memancar

siul ketilang

iringan sayur mayur

ramai menuju kota

 

1304

di atas ranting

bulan sedang bertengger

manis tersenyum

pungguk terbang ke ranting

hatinya jadi hampa

 

1305

sesudah itu

sampailah ke muara

jukung  yang hanyut

serupa jukung itu

kita akan kembali

 

1306

setiap nafas

Lailahailallah

merenda kafan

siap pembalut tubuh

pulang kehadiratnya

 

1307

bibir viala

bersulang malam stanza

hari miladku

pagi antarkan pulang

bisikmu dengan mesra

 

1308

sekawan gagak

terjebak dalam kabut

saling memanggil

ilmu pertama kali

belajar dengan gagak

 

1309

melihat cermin

tampak kerutan wajah

hati tercenung

mentari makin surut

masuk ke pintu malam

 

1310

ombak menyembur

kala membentur karang

batu bajanggut

seekor ikan pari

menggelepar di batu

 

1311

pada epitaf

ditabur bunga rampai

jiarah fitri

surah yassin dan doa

buat ibu dan ayah

 

1312

hening mengapung

di alun ombak laut

senja lembayung

kelap kelip lantera

para penakluk laut

 

1313

rinai halimun

memutih dedaunan

fajar menyingsing

suasana yang hening

kicau burung ketilang

 

1314

di daun talas

butiran embun itu

meluncur jatuh

katak hijau melompat

mengira air hujan

 

1315

di tengah malam

bunyi di kamar mandi

air menetes

lintas kepak lelawa

bayang dari ilusi

 

1316

senja lembayung

kilau ombak menyisir

pantai Pagatan

sejauh pandang mata

samar apung perahu

 

1317

tubuh terbaring

dalam ayunan jaring

angin semilir

aroma bunga mawar

teringat masa silam

 

1318

malam yang hening

di ujung daun ulat

membungkus diri

seekor kupu kupu

masuk dalam kamarku

 

1319

tak ada mawar

tetapi aromanya

ada di kamar

di luar sungguh sunyi

cuma desiran angin

 

1320

menjelang petang

anak di punggung kerbau

meniup suling

iringan kerbau pulang

merdu suling gembala

 

1321

denting kecapi

luas hamparan sawah

padi menguning

kemakmuran di desa

jantung ibu pertiwi

 

1322

rerumpun murbei

ulat bulu meletik

ke daun muda

ada di atas dahan

seekor burung kacer

 

1323

deburan ombak

pantai laut selatan

duduk bersimpuh

di kulminasi ombak

naik kreta kencana

 

1324

tempias hujan

buram kaca jendela

bangkit kenangan

dan kutulis namamu

di kaca buram itu

 

1325

kala becermin

ada wajah yang lain

pada wajahku

surya makin tenggelam

senja makin temaram

 

1326

hidayah Allah

nikmat haus dan lapar

bulan puasa

basambang dalam surau

terhidang wadai ipau

 

1327

lantun salawat

basambang dalam surau

buka puasa

hikmah silaturahmi

rahmat ilahi rabbi

 

1328

kumandang azan

hening hembusan angin

di daun daun

belalang sembah sujud

pada selembar daun

 

1329

murai berkicau

tiba tiba berhenti

mendengar azan

bening butiran embun

pada kelopak mawar

 

1330

sambang simambang

lembayung di dedaunan

beduk berbunyi

tanah Banjar di hati

tanah tumpah darahku

 

1331

angin bertiup

senja kian meredup

rumput berzikir

ingat semasa kanak

ke surau pakai suluh

 

1332

di ujung lanting

termenung tengah malam

ilung yang larut

sayup gendang berbunyi

dalam alun serunai

 

1333

perlahan renyai

kabut sutra halimun

permata daun

ayam alas berkokok

dikeheningan alam

 

1334

melawan arus

dari aliran banyu

buluh perindu

asalnya sarang elang

lama ditinggal pergi

 

1335

jatuh panjanak

maka takluklah sukma

hati terpikat

asmara jiwa raga

daya buluh perindu

 

1336

buluh perindu

maka mabuk kepayang

pusaka dayak

tandik semburan mamang

kembali keasalnya

 

3137

tawakal diri

di masjid Al Karomah

musafir fakir

hanya kuasa Allah

menghapus maha duka

 

1338

peluit akhir

tanda kapal berlabuh

dermaga sunyi

di bawah remang lampu

masih lambaian itu

 

1339

masih di sana

kala kapal menjauh

gerimis turun

lambaian sapu tangan

menghapus duka lara

 

1340

menuju jalan

ke desa kelahiran

sawah menguning

di kanan kiri jalan

tumbuh rumah dan ruko

 

1341

sepanjang jalan

mendaki gunung Matah

ilalang kuning

angin berdebu merah

di pelataran rumah

 

1342

suatu malam

takjub melihat bulan

belah semangka

dalam duduk tafakur

sujud di maha agung

 

1343

di muka pintu

berdiri tamu malam

memberi salam

usai sujud sajadah

hilang hati yang gundah

 

1344

di malam gasal

sujud di duli maha

mata berlinang

malam seribu bulan

asa setitik cahya

 

1345

hanya sekejap

tampak bayangan bulan

di rimbun daun

tapi masih terdengar

lirih juwita malam

 

1346

tiada angin

selembar daun muda

luruh ke tanah

tidak ada yang tahu

jika ajal menjemput

 

1347

kala bertakbir

air mata berlinang

malam lebaran

semoga bulan suci

bertemu lagi ya rabb

 

1348

diri bersimpuh

malam akhir ramadhan

panjatkan doa

takbir dikumandangkan

dalam suka  dan duka

 

1349

tiap detik jam

hati terasa hampa

kau akan pergi

akankah jumpa lagi

ramadhan ya junjungan

 

1350

alangkah damai

kupu kupu dan bunga

fotosintesis

belajar pada alam

sosial simbiosis

 

1351

di rumah tua

tak ada penghuninya

hanyalah tikus

negri ini sarangnya

tikus tikus berdasi

 

1352

hujan yang lebat

jukung pada bertambat

di Lok Baintan

pasar terapung sepi

ilung menyisir sunyi

 

1353

malam lebaran

saling maaf dan ampun

kasih dan sayang

anak yatim piatu

teringat ayah ibu

 

1354

di malam ini

ukhuwah islamiyah

insan sejagat

fakir miskin bersyukur

berkah malam lebaran

 

1355

melayang jatuh

ke arus sungai deras

berbatu batu

daun yang masih muda

tidak sempat menjerit

 

1356

kicau berhenti

matahari terbenam

ke ufuk silam

sangkar adalah jasad

dan burung adalah ruh

 

1357

doa munajat

di dalam Masjid agung

almunawarah

air mata bertakbir

khusyuk dalam Sholat id

 

1358

malam takbiran

jejak langkah tetirah

insan musafir

mengambil air wudhu

membasuh debu kalbu

 

1359

paras rembulan

jatuh di atas kolam

juwita malam

bayangan itu muncul

dan pergi tak kembali

 

1360

masih terlukis

pada lembar kenangan

kapal berlabuh

laut tidak bertepi

layar pantang berpaling

 

1361

suara air

selembar daun dadap

jatuh ke kolam

katak pada terjaga

di atas daun padma

 

1362

mentari pagi

mekar bunga di taman

harum mewangi

sebuah bangku kosong

termangu dalam sepi

 

1363

kelopak mawar

berjatuhan di bangku

suatu pagi

angin semilir itu

mirip suara tangis

 

1364

terima kasih

matahari bersinar

di pintu pagi

bersyukur suka cita

wajah papa dan mama

 

1365

suatu pagi

matahari dan bunga

saling bercinta

terbang di atas taman

aneka kupu kupu

 

1366

solidaritas

belajar dengan semut

sesama kawan

manusia tempatnya

ambisi dan serakah

 

1367

berayun ayun

pada semilir angin

bunga viola

pagi aroma wangi

kumbang jadi kepayang

 

1368

di surya pagi

enam bulan usia

cahaya mata

pancaran kasih sayang

anugrah dan amanah

 

1369

jatuh melayang

selembar bulu burung

di maha duka

tangan menadah doa

dikedalaman sukma

 

1370

apa dicari

sengketa manusia

sonder berakhir

lihat semut beriring

hidup bergotong royong

 

1371

setelah itu

hanya bunyi gerimis

di malam sunyi

tempias masa silam

di atas pembaringan

 

1372

tiada burung

dikesunyian lembah

gemercik sungai

padang ilalang runduk

angin fhon dari gunung

 

1373

seluang mudik

dendang musik kuriding

di arus sungai

pusaka tanah Banjar

kian lama tenggelam

 

1374

mentari cerah

membuka pintu pagi

sekuntum senyum

mekar si bunga hati

harumnya kasih sayang

 

1375

seusai hujan

kodok di dalam paya

riuh bernyanyi

rembulan pada muncul

di balik rimbun daun

 

1376

sekuntum bulan

dikedalaman rindu

pejalan jauh

di atas pembaringan

harum mimpi yang mekar

 

1377

serupa tangis

pepucuk pohon pinus

di angin malam

langkah musafir itu

terjaga dari mimpi

 

1378

tinggal seiris

bulan di malam itu

kata terdiam

ke rerumpun ilalang

tumpah anggur dukanya

 

1379

khusuk merenda

sehelai kain putih

ribuan zikir

bekal di akhir hayat

pembalut tubuh fana

 

1380

di malam itu

harum mawar merekah

dalam jambangan

waktu pagi termangu

tak berkelopak lagi

 

1381

langkah menapak

di jalan yang membentang

dikian sore

keyakinan di jiwa

tak akan pernah surut

 

1382

langkah terhenti

di jalan yang bersimpang

fatamorgana

kaki terus melangkah

pada jalan yang lurus

 

1383

tanpa menoleh

kersik daun ilalang

menuju rumah

jalan gelap gulita

hanyalah kunang kunang

 

1384

di ujung lanting

mendengar kisah ilung

seribu sungai

jukung mencari sungai

kota direndam banjir

 

1385

aroma parfom

sekuntum mawar merah

dalam jambangan

kupu kupu kepayang

di bunga plastik itu

 

1386

di luar kamar

suara rintik hujan

dikesunyian

khusuk pada sajadah

agar rindu tak tumpah

 

1387

celoteh kecil

membuka pintu pagi

beningnya embun

sejuknya kasih sayang

dalam buayan cinta

 

1388

cinta berlabuh

dari dermaga kata

ke negri asal

lambaian ombak laut

adalah puncak doa

 

1389

di dalam kanvas

ternyata lebih baik

dari aslinya

aneka kupu kupu

terbang di bunga itu

 

1390

lukisan itu

ada di dinding kamar

gadis kenangan

tiba tiba sanggulnya

ada sang kupu kupu

 

1391

kumbang terkulai

di reranting dan jatuh

mawar berduri

angkuh dan kesombongan

sumber malapetaka

 

1392

embun menetes

di ujung daun nipah

suara hening

hanya kemercik kayuh

jukung di tengah fajar

 

1393

di luar kamar

menjadi sunyi sepi

hujan berhenti

di tengah malam itu

sayup lolongan anjing

 

1394

tatkala hening

lengking tangisan kecil

si buah hati

di kala malam tiba

bulan sangat bercahya

 

1395

takjub mendengar

celoteh buah hati

fajar gemilang

tak habis kata syukur

rahmat Ilahi Rabbi

 

1396

surya tertegun

engkau ke cakrawala

langit yang hening

pergi nama terpuji

ke tempat yang abadi

 

1397

senandung pagi

angin bukit membelai

rerimbun pinus

senandung sayur mayur

sejak fajar ke kota

 

1398

lintas jendela

kelepak kelelawar

memburu laron

bayang di dinding kamar

siluet masa silam

 

1399

suara hening

epitaf air mata

di tanah senja

runduk kembang kemboja

lantun seribu zikir

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Arsyad Indradi  Ruang Hening 1500 Tanka Indonesia Ilustrasi Cover : Alvin Shul Vatrick Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru...