1000
tinggal selembar
daun di pohon itu
akhirnya luruh
apa pun di dunia
hakikatnya tak kekal
1001
sepotong ranting
jatuh ke arus sungai
jeritan kecil
pada suatu senja
membusur bianglala
1002
sungai mengalir
membawa rumpun ilung
surya tenggelam
bunga masih cemerlang
walau di redup terang
1003
melihat bintang
langkah menyusur jalan
arah tujuan
doa serta upaya
menempuh kehidupan
1004
alunan azan
hening alam semesta
sajadah subuh
bagai suara Bilal
berada di menara
1005
lebah tak lelah
musim kemarau panjang
mencari madu
di dalam kehidupan
mesti tahan rintangan
1006
politik itu
orang jadi besetru
musim pemilu
kawan menjadi lawan
lawan menjadi kawan
1007
rembulan jatuh
sangkut di ranting randu
rindu membuncah
petikan gitar itu
membangkitkan kenangan
1008
alunan beduk
sejuk meresap kalbu
waktunya shalat
teringat masa kecil
ke surau pakai obor
1009
mentari pagi
wajah danau kemilau
nyanyian angsa
sang dara turun mandi
mencuci sisa mimpi
1010
harum setanggi
malam yang penuh berkah
seribu bulan
di malam gasal ini
tafakur di sajadah
1011
bongkahan batu
jatuh ke dalam jurang
landak terbangun
kegaduhan suara
persis di mulut gua
1012
lirih biola
daun digesek angin
moonlight sonata
bulan disambar kalong
jatuh ke dalam kolam
1013
serupa angin
di celah daun pintu
cecak sembunyi
entah apa di kamar
harum kembang melati
1014
titikan air
rumah jadi menggenang
suara kodok
entah rumah siapa
lama tak berpenghuni
1015
senja tenggelam
riuh di pohon kupang
ratusan kalong
jagat semesta kelam
masuk ke sawang malam
1016
lembayung senja
hening di arus sungai
untaian sajak
jukung mengayuh rindu
kota seribu sungai
1017
ke mana arah
hanyalah keyakinan
menuju pulang
sekawan burung bangau
terbang di dalam kabut
1018
di luar kamar
kelelawar melintas
menebar sepi
hanya detak jam dinding
teman menulis sajak
1019
di balik gunung
puput terakhir senja
lembayung kelam
serupa azan Bilal
menetes air mata
1020
senja beranjak
langit kembang gulinggang
damai mengharum
rindu semakin dalam
ke tanah tumpah darah
1021
membias laut
lembayung nun di timur
hening mengombak
pantai mengucap salam
kaum nelayan pulang
1022
meniti jalan
di sungai yang berbatu
hujan gerimis
semangat kehidupan
menyala dalam jiwa
1023
hening semesta
rumput mengucap salam
di kala fajar
bangun tidur bersyukur
masih melihat fajar
1024
bergema takbir
dalam hembusan angin
daunan ranggas
hidup hanya sekali
mesti nama terpuji
1025
gemersik daun
bulan di pelataran
juwita malam
di atas ranjang waktu
melepas dendam rindu
1026
di tepi sungai
bersahut bunyi bangkong
membuka malam
di dusun kelahiran
makmur permai dan damai
1027
tiada burung
surya entah ke mana
pagi bermurung
bunga di tepi jalan
sendu kesendirian
1028
asap mengepul
harum daun seledri
sarapan pagi
sup ayam yang bapukah
kuliner urang Banjar
1029
hati nurani
di pesta demokrasi
cahya mentari
di kedalaman jiwa
kata hati bertahta
1030
saling besetru
dalam siluet malam
bayangan hitam
yang kalah jadi abu
yang menang jadi arang
1031
rumput bersujud
kumandang azan subuh
hening sejagat
ayam jantan berkokok
nikmat tiada dusta
1032
di rumah kardus
terbaring wajah jernih
sembahyang subuh
hening tiada nafas
cuma angin berzikir
1033
alam bersalam
matahari tenggelam
ke pintu malam
diam semesta alam
kala kumandang azan
1034
jejak mentari
pada padang ilalang
belalang terbang
dari bukit Meratus
sayup konser tonggeret
1035
gemercik sungai
di relung lembah teduh
surya mengintip
dikedamaian jiwa
terdapat sehat raga
1036
kicauan murai
sayup di sunyi lembah
senja bersudah
menurun lereng bukit
para pembelah batu
1037
ayam berkokok
menyeru s’luruh alam
sembahyang subuh
fajar di ufuk timur
halimun sutra ungu
1038
kembang sepatu
mekar berwudhu embun
halimun subuh
alam hening tafakur
burung mengucap syukur
1039
di dini hari
bangun tiada kasip
kokok menggita
hidayahnya rejeki
sejak fajar memancar
1040
jantung Borneo
Pegunungan Meratus
mentari kelam
kungkurung kecemasan
petaka hutan tambang
1041
sutra halimun
jatuh menimpa bukit
pecah berderai
bening butiran embun
mekar bunga di taman
1042
kemerlip bintang
terbang di kegelapan
menuju pulang
gugusan kunang kunang
di dedaunan banta
1043
daun kemboja
ribuan kurang kunang
sebuah mitos
lantera kunang kunang
cahya petunjuk jalan
1044
sesak bangunan
di tanah sawah ladang
zaman berganti
petaka batu bara
tak ada yang peduli
1045
riuh kungkurung
kecemasan Borneo
kehilangan ruh
pohon tak lagi rimba
tanah tak lagi bukit
1046
kataku kukang
dia katanya kukang
kukang kepadaku
pintu surya terbenam
pus kembali padaku
1047
bulan mengapung
di permukaan kolam
seusai hujan
di tengah malam sunyi
riuh nyanyian katak
1048
buluh perindu
asalnya tanah malai
melayang iman
adakah yang dirindu
resah di ranjang waktu
1049
di tengah fajar
dendang jukung tambangan
mengadu nasib
ingat Sungai Barito
ingat Pasar Terapung
1050
menyambut fajar
nyanyian hutan bakau
Sungai Barito
jukung jukung berkayuh
labuh Pasar Terapung
1051
air beriak
kolam semakin dangkal
katak mendekam
dedaunan flamboyan
luruh melayang layang
1052
bangku termangu
tak ada nyanyi katak
sebuah kolam
daunan di jalanan
terbang ditiup angin
1053
hujan yang deras
air mengisi kolam
katak bersyukur
malam senandung sunyi
katak riuh simponi
1054
sekawan anak
bermain dalam hujan
teringat silam
kebebasan yang murni
kedamaian hakiki
1055
falsafah nyiur
lidi menjadi sapu
sejak dahulu
Bhinneka Tunggal Ika
negri Ibu Pertiwi
1056
mengiring senja
gita kasidah rumput
sholawat rasul
lembut angin berhembus
syahdu ke dalam kalbu
1057
jalan yang lengang
seekor anjing kurus
mengais sampah
sepanjang tepi jalan
rumah berdebu hitam
1058
celoteh manja
si kecil buah hati
selimut fajar
kicau burung ketilang
nyanyian kasih sayang
1059
sanggul perawan
tujuh kembang melati
di malam kliwon
bulan setanggi timur
cahya seraut wajah
1060
langit blue safir
cahaya bintang timur
cinta sejati
hadiah pernikahan
cincin dipelaminan
1061
fajar memancar
gita sholawat rasul
syahdu semesta
syukur alhamdulillah
nafas masih mengalun
1062
secupak nira
bulan di pelataran
nalam merindu
sampai ke batas malam
puisi pancaran hati
1063
daunan pinus
membaca mantra malam
bulan sembunyi
berhembus angin dingin
mengintip lubang kunci
1064
selembar daun
luruh ke arus sungai
muara senja
ombak air berzikir
dalam lembayung kelam
1065
senja bersilam
lembayung makin kelam
narasi alam
debur ombak Tanah Lot
pecah di tebing karang
1066
masih menunggu
adakah yang dirindu
mentari terbit
kau kah di Pantai Sanur
sekar asmaradana
1067
buka jendela
kala fajar memancar
Alhamdulillah
ombak laut mengalun
desir zikir di pantai
1068
petang membentang
simponi rumpun bambu
petani pulang
pedati sarat padi
lintas jalan pematang
1069
sekawan angsa
berebut surya pagi
danau kemilau
kecipak riak ombak
berlari ketepian
1070
burung ketilang
menyambut surya pagi
soneta salam
gemulai dedaunan
dalam semilir angin
1071
melayat langit
tiada kerlip bintang
hanya lantera
desir deburan ombak
merajah semenanjung
1072
kerlip lantera
jauh di batas laut
doa mengapung
di tengah fajar tiba
perahu pun menepi
1073
jagat semesta
hening di tengah fajar
Allahuakbar
ayam jantan berkokok
mengetuk pintu hati
1074
jiwa yang tentram
gubuk di senja hari
tarian daun
terdengar puput angin
semilir dari bukit
1075
burung berkicau
lirih di dalam sangkar
runtuhan pagi
gerimis di jendela
sisa sebuah mimpi
1076
masih terdengar
rintih sekuntum bunga
menjelang pagi
mimpi apa gerangan
dara di ranjang malam
1077
gemulung ombak
di tabir senja kala
merajah pantai
putih simponi buih
pada Batu Bajanggut
1078
gerimis pagi
pada kaca jendela
bayangan buram
dalam sebuah kamar
desah pelagu sunyi
1079
malam gerimis
semua lampu padam
gemuruh petir
tiris di atap gubuk
kamar menggigil dingin
1080
masih gerimis
subuh menyimpan fajar
tiada kokok
dedaunan menggigil
pada kembang sepatu
1081
moksa di hening
jauh ke dasar diri
semesta nyepi
membasuh jiwa raga
di jalan kehidupan
1082
laut Tanah Lot
hening gemuruh ombak
di tebing karang
di kulminasi nyepi
evaluasi diri
1083
langit dan laut
biru di puncak ombak
di hari nyepi
camar diam bersunyi
di hening batu karang
1084
segelas kopi
di luar masih hujan
tiada tungku
angin malam berhembus
menggigil dedaunan
1085
di larut malam
katak masih terdengar
paya berair
tampak bulan separuh
muncul di balik awan
1086
kilat di langit
lalu dentuman petir
malam pun senyap
pepohonan terdiam
kaku tiada bayang
1087
larut tambangan
banyu arus berputar
semakin suntuk
doa yang dipanjatkan
upaya yang dicari
1088
ke bukit Meratus
mendaki dan meliuk
ramai tonggeret
dulu hutan meranti
kini kelapa sawit
1089
seikat bunga
mekar sekuntum cinta
pagi merona
kepada sang kekasih
bunga curahan hati
1090
hakikat cinta
laut tak ada tepi
biduk mengarung
sampai surya terbenam
dermaga pada hati
1091
pagi kelabu
kesunyian pohonan
ke mana burung
di balik pintu sangkar
burung mencari surya
1092
bukit Meratus
tak ada lagi burung
hutan ke mana
balai adat terbelah
di dalam kesunyian
1093
konser kungkurung
kecemasan Meratus
hutan dan gunung
penjarahan membabi
nenek moyang menyumpah
1094
burung di sangkar
risau anak di sarang
hujan berangin
jika ada nurani
di situ ada hati
1095
tatkala pagi
buka daun jendela
aroma mawar
siapa yang tersenyum
bertatah bening embun
1096
danau kemilau
sekawan angsa putih
tenang berenang
eloknya negri ini
jika tanpa sengketa
1097
rumputan rebah
mentari sepenggalah
angin berdebu
negri musim sengketa
menjadi raja rimba
1098
terbang ke timur
sang kupu kupu kuning
ilalang kering
di bawah pohon rindang
tempat kala berteduh
1099
risau pohonan
berangin pancaroba
daun menggigil
banjir anggapan orang
hal yang sudah
biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar