1400
air pancuran
senandung alam senja
menjelang magrib
jangkrik di huma tugal
membuka pintu malam
1401
di ranting randu
anak burung ketilang
belajar terbang
menuntut ilmu itu
sampai ke batas ajal
1402
kucing berlari
masuk ke dalam rumah
awan kelabu
musim hujan t’lah tiba
rumput bersuka cita
1403
rintik gerimis
jatuh di daun talas
rindu mengalir
di hamparan sajadah
curahan isi hati
1404
burung merpati
di kota Banjarbaru
melayang layang
cahya pagi berkisah
harumnya karamunting
1405
di rumpun rumput
jangkrik melantun zikir
menjelang magrib
beduk ke ujung dusun
hening jauh ke lembah
1406
di tengah kota
kumandang azan dzuhur
dari menara
bersaf di rumah Allah
orang orang beriman
1407
angin di daun
seketika menghening
mendengar azan
belajar dengan alam
tentang iman dan taqwa
1408
fajar memancar
panorama lembayung
di batas laut
rahmat dan nikmat apa
yang mesti didustakan
1409
sajadah basah
linangan air mata
taubat nasuha
di tengah malam sunyi
doa ampunan dosa
1410
suara gagak
di atas atap rumah
memecah sunyi
firasat malam ini
ada orang meninggal
1411
menuju pulang
hujan mulai turun
jalan bergegas
sering di kota ini
terjadi kebanjiran
1412
di ujung daun
embun pagi menetes
dikeheningan
surya beranjak terbit
pesona langit jingga
1413
air yang jatuh
nikmat siang yang teduh
di Lembah Kahung
kicauan burung murai
dikesunyian hutan
1414
di masa kanak
sungai Batu Benawa
teman bermain
bunyi air mengalir
di sela bebatuan
1415
sebongkah batu
jatuh ke tebing laut
gemuruh takbir
samar di puncak ombak
senja menyambut magrib
1416
menyapa langit
rerumpun daun persik
selamat pagi
orang pandai bersyukur
Allah selalu dekat
1417
mentari terbit
sonder burung berkicau
Meratus murung
lereng ilalang kuning
lengang ke lembah lembah
1418
entah ke mana
penghuni Pulau Kembang
hanya pelancong
kian hari bekantan
sunyi pohonan rambai
1419
angin berhembus
memutih kembang lalang
terbang melayang
dikelengangan lembah
lirih bunyi bekantan
1420
surya becermin
pada sebuah kolam
burung berdendang
bangku di sudut itu
penuh guguran daun
1421
cahya menghilang
di hutan pohon lanan
sore berkabut
cicit anak ketilang
menunggu induk pulang
1422
mentari terbit
sungguh tidak terasa
lalu terbenam
berpacu dengan waktu
memakna kehidupan
1423
tidak terasa
surya telah menghilang
di batas kota
tinggal tatapan kosong
kala suara jangkrik
1424
fajar menyingsing
menatap ilung larut
ke mana jukung
dikesunyian sungai
sepi pasar terapung
1425
gugus merpati
di atas Banjarbaru
melayang layang
setiap pagi takjub
di langit sketsa kota
1426
sepotong kayu
jatuh bersama air
menimpa batu
gemuruh tebing Kahung
masih menyimpan sunyi
1427
mentari itu
sampai hilang ke barat
duduk di halte
bus belum juga lewat
jurusan antar kota
1428
kawanan pipit
mendadak beterbangan
suara kaleng
dendang suling kecapi
padi sedang menguning
1429
di arus tenang
ilung berbunga biru
sungai Kidaung
anggun tampak dipandang
elok menyentuh hati
1430
lalu terbenam
lalu suara jangkrik
azan mengalun
rumput rumput merunduk
hening ke arah kiblat
1431
mencari bulan
pada gugusan awan
seorang kakek
sebab terasa hampa
bangku di tepi kolam
1432
hamparan batu
sepanjang sungai Upau
musim kemarau
pada lalaya balai
riuh bunyi kungkurung
1433
sebiji rambai
jatuh ke air sungai
jerit bekantan
pepohonan meranggas
payau sungai mengalir
1434
siapa itu
ngintip di lubang kunci
suara cecak
berembus angin malam
dingin rasa mencengkam
1435
angin bertiup
harum masuk ke kamar
gladiol mekar
rindu itu ditulis
dalam buku harian
1436
riuh sorakan
pesta pesawat kertas
di hari anak
anak bangsa penerus
amanat pahlawannya
1437
mentari jatuh
di waduk Wonorejo
hening mengapung
lembayung kian hanyut
dan tenggelam di turbin
1438
semilir angin
pagi wangi cempaka
kumbang terbangun
tujuh perawan desa
mencuci di pancuran
1439
seekor ular
di atas pembaringan
tubuhku kaku
di luar angin malam
kamar terasa dingin
1440
di tengah hujan
tangisan anak kecil
mencari ibu
lama di depan pintu
masih tangisan hujan
1441
selepas hujan
riuh di samping rumah
suara kodok
muncul di balik awan
cahya belah semangka
1442
kabut halimun
merinyai kala fajar
daun membasah
embun di ujung daun
lembut bunyi menetes
1443
tetesan embun
jatuh di tubuh katak
bermimpi hujan
katak lain terbangun
mendengar dendang riang
1444
ombak dan riak
sepuluh anak bebek
main di kolam
induk ayam gelisah
mondar mandir di tepi
1445
suatu hari
seekor rama rama
masuk ke rumah
lengking tangisan kecil
lahir cahya rembulan
1446
pesawat kertas
terbang melayang layang
mendadak hujan
harapan itu hancur
persis di maha duka
1447
lolongan anjing
dikesunyian malam
gorden bergoyang
di luar sonder angin
buram lampu jalanan
1448
di pohon jati
seekor burung hantu
serupa tangis
bulan bersinar terang
pelan ditutup awan
1449
lengkingan tangis
dari ruang bersalin
disambut azan
siang yang penuh berkah
kamar harum setanggi
1450
sepasang angsa
berkejaran di kolam
air membuncah
seekor katak hanyut
dibawa arus ombak
1451
butiran embun
anggun di daun talas
kilau pelangi
permata itu jatuh
disentuh angin pagi
1452
air mengalir
dari daun keladi
tidak berbekas
tak berguna nasihat
bagi orang sok pintar
1453
sepasang bangau
terjebak dalam kabut
saling memanggil
cinta tak kenal musim
wangi pun diharumkan
1454
suatu malam
sekuntum mawar merah
mekar mewangi
kala pagi termangu
tak berkelopak lagi
1455
embun menetes
di ujung daun turi
syahdu di kalbu
alam semesta hening
tafakur azan subuh
1456
berapa helai
merangkai bunga kertas
pudarnya warna
bunga dalam jambangan
tinggal hanya kenangan
1457
hilang alamat
ke mana arah langkah
gumpalan kabut
musafir itu diam
membuka mata hati
1458
berlampu damar
jauh di pedalaman
jalan setapak
hunian rumah pohon
tidur tiada beban
1459
malam mencengkam
pintu tertutup rapat
suara gagak
di luar sunyi senyap
angin bau cendana
1460
kota yang padat
sedang dikepung api
mencari sungai
orang baru terpikir
setelah kejadian
1461
suara hujan
jatuh di pelataran
tidur terjaga
teringat pertempuran
Belanda kucar kacir
1462
hujan menderu
merah putih berkibar
hari merdeka
lapangan upacara
hanya sisa pejuang
1463
lebaran qurban
cahya lembayung fajar
takbir sejagat
menguji keimanan
dikedalaman kalbu
1464
suara domba
di pisau idul adha
hakikat takbir
ini lah makna jihat
menuju rumah Allah
1465
rerumpun bakau
tanpa gugus bekantan
lengang tepian
ketuk jukung berkayuh
dendang sungai Barito
1466
ombak bergulung
saling kejar mengejar
pecah di pantai
usai suara debur
nikmat dikeheningan
1467
entah siapa
lewat rumah tetangga :
selamat pagi!
ternyata dalam sangkar
ada seekor beo
1468
kembang gulinggang
kilau warna pelangi
di tepi rawa
di kala malam hari
riang katak berdendang
1469
di atas rakit
berlomba haling rintang
Hari Pramuka
di pundak putra bangsa
Indonesia jaya
1470
tepian sungai
kian acap erosi
air yang asin
seekor kera tua
di pohon rambai kering
1471
tak ada bulan
hanyalah kunang kunang
sepanjang jalan
lirih angin berhembus
a song : To Love Somebody
1472
lapangan rumput
seorang gadis kecil
mengejar capung
surya kian tenggelam
Cinderella di mana
1473
di batas laut
saat di Pantai Sanur
fajar memancar
menikmat panorama
seg’las kopi berdua
1474
di cabang pohon
ayam jantan berkokok
menjelang subuh
alam merunduk khusyuk
ingat muazin Bilal
1475
hari yang teduh
kidung gerobak sapi
jalan pematang
Indonesiaku subur
tanah airku makmur
1476
seusai hujan
sang katak berloncatan
ke dalam paya
akhir kemarau panjang
hujan adalah rahmat
1477
tumpukan sampah
dibawa air hujan
masuk ke sungai
banjir sejak kemarin
mengepung kota ini
1478
jam lima sore
usai gerimis turun
muncul pelangi
warna warni di langit
semburat ular naga
1479
kereta api
meluncur dari peron
Malang – Jakarta
di tengah malam entah
rasa : Jakarta - Malang
1480
spektrum di langit
hikayat balahindang
di sungai Tapin
subuh turun ke sungai
mendapat telor naga
1481
siang berubah
kucing pada meloncat
masuk ke rumah
hujan di akhir tahun
bersih jalan berdebu
1482
nikmat sarapan
sepotong singkong rebus
di perantauan
membangun tanah huma
dikedalaman jiwa
1483
lembayung itu
jatuh di pelataran
senja tetirah
seteguk air kopi
merenung kehidupan
1484
di batas laut
kilau lembayung fajar
segugus camar
debur ombak menepi
iring nelayan pulang
1485
kawanan camar
melesat terbang jauh
setinggi langit
apakah laut tenang
akan terjadi badai?
1486
embun mengalir
jatuh di ujung daun
belalang kaget
terbang ke rumpun lalang
daun yang masih kuning
1487
belalang terbang
dari daun ke daun
yang kian kering
jauh di dalam lembah
lenguh bunyi bekantan
1488
karna tersentuh
lantas tersipu sipu
mengatup daun
bunga indah menawan
walau bukan di taman
1489
terus berjalan
sebelum usai senja
menuju pulang
dipersimpangan jalan
bergumul dengan bimbang
1490
saat berteduh
di bawah pohon johar
sontak terpana
sekuntum bunga luruh
kelopak masih segar
1491
pipit mengintai
sawah menghampar emas
padi gemulai
negri tanahnya subur
apa rakyatnya makmur?
1492
deburan ombak
pecah di tebing batu
rindu membuih
bulan di atas pasir
wajah risalah silam
1493
pucuk pohonan
menghampar kabut asap
burung yang pulang
bulu bulu kapasnya
jatuh ke kaki senja
1494
dari jendela
kamar bau menyengat
bakaran sampah
pohon di tepi jalan
daunnya berguguran
1495
jam tiga malam
asap mencari celah
daun jendela
samar lampu jalanan
di sketsa Banjarbaru
1496
jam enam pagi
gumpalan kabut asap
di jalan raya
ambulance yang terjebak
dalam ributnya klakson
1497
minyak balian
mayat hidup kembali
ritual dayak
orang yang baru mati
kubur harus dijaga
1498
balian bawo
batandik di lalaya
manyambur mamang
ritual batatamba
mambuangi panyakit
***
balian bawo = dukun sakti suku dayak
batandik di lalaya = menari di panggung sesajian
manyambur mamang = menyembur mantra
rituan batatamba = acara adat pengobatan
mambuangi panyakit = membuangi penyakit
1499
di puncak ombak
tampak di kaki langit
dermaga itu
sebuah percintaan
dikedalaman jiwa
1500
fajar memancar
di akhir perjalanan
lalu bertakbir
di hamparan sajadah
menutup riwayatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar