Kamis, 25 Juli 2024

 





Arsyad Indradi 

Ruang Hening

1500 Tanka Indonesia

Ilustrasi Cover : Alvin Shul Vatrick

Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru

2021

 

Pelimbaian kata :

 

Setelah terbit Antologi 1500 Haiku “Tirai Hujan “ (2016) kembali ingin menerbitkan puisi pendek

dari Jepang yang bernama Tanka. Seperti juga pada Antologi Haiku, Antologi Tanka ini memuat 1500

tanka yang ditulis dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.

Teringat pada sahabat saya Beni Guntarman (alm),  kami sering berdiskusi dan berbincang tentang haiku dan tanka.

Demikianlah, diharapkan penerbitan antologi tanka ini tidak ada kendala.

 

Kemudian, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat batin saya Diro Aritonang, Kurniawan Junaedie, Tanpopo Anis, Fauzul El Nurca dan sahabat – sahabat batin lainnya yang telah memberi dukungan dan semangat kepada saya. Semoga Allah yang akan membalaskannya. Amin.

 

Alhamdulillah.

Semoga buku tanka ini dapat bermanfaat baik untuk diri saya sendiri maupun orang lain. Amin. Amin.

 

Arsyad Indradi

Banjarbaru, 31 Desember 2021

 

Sebagai catatan tentang Tanka :

 

Apakah Tanka itu ?

: Arsyad Indradi

 

Tanka (短歌) adalah puisi pendek dari Jepang sejak 1300 tahun yang lalu. Tanka terdiri dari 31 suku kata/ 31 mora/ 31 silaba dalam pola tuang 5-7-5-7-7. TAN ( ) yang artinya pendek, dan KA (UTA) artinya nyanyian atau lagu.  Jadi tanka puisi pendek berupa “nyanyian jiwa” penulisnya. Tanka ini terdiri dari frase 1 Kami No Ku (5-7-5) berkontemplasi dengan alam sekitar dan frase 2 Shimo No Ku (7-7) merupakan ekspresi subjektif penulisnya. Frase ini bisa bermetafor atau menggunakan bahasa ekspresif dalam mempertajam pemikiran atau perenungan.

Tanka sesungguhnya  merupakan “ibu” dari haiku, karena tanka lahir jauh sebelum Jepang mengenal haiku.

 

Banyak sekali ragam atau gaya tanka yang berkembang berdasarkan arus mainstream sejak ribuan tahun yang lalu. Namn sejak abad  XII kekaisaran Jepang memperkenalkan format baku tanka  5-7-5-7-7 suku kata (onji) yang terdiri dari dua frase yakni, frase Kami no ku (5-7-5) dan frase Shimo no ku (7-7) yang ditulis satu garis dalam lima kelompok onji (suku kata) dengan pola 5-7-5-7-7 onji. Setelah menyebar ke luar dari Jepang terutama ke Eropa maka penulisannya menjadi 5 baris dengan pola yang sama yakni, 5-7-5-7-7 suku kata huruf romanji, huruf-huruf yang kita kenal sekarang. Karena itu tanka non Jepang sekarang mengikuti pola 5-7-5-7-7 suku kata dalam format lima baris.

Menulis tanka tidak mesti harus berhaiku walau berpola Kami No Ku  (5-7-5). Pada tanka ada yang  terdapat “kakekotoba”  ( pivot ). Pivot tersebut ada di baris ketiga yang bersifat ambigu ( bermakna ganda ) yang merupakan jembatan dari dua konteks yang berbeda yaitu konteks dua baris di atasnya (baris 1 dan 2) dan konteks dua baris di bawahnya (baris 4 dan 5).

 

Taijin ( penulis tanka ) yang terkenal di Jepang yaitu Saigyo Hoshi salah satu dari empat grandmaster tanka Jepang . Saigyo dikenal juga dengan nama Sato Norikiyo lahir tahun 1118 dan meninggal 23 Maret 1190, adalah seorang penyair Buddha Jepang dan merupakan salah satu guru besar tanka. Kehidupan dan pekerjaannya menjadi subjek banyak narasi, drama, dan drama boneka.  Fujiwara Sadaie ( 藤原定家 )  lebih dikenal sebagai Fujiwara no Teika (1162 - September 26, 1241)  seorang penyair , kritikus , kaligrafi , novelis, penyusun kumpulan sajak , juru tulis , dan cendekiawan dari awal periode Heian dan Kamakura.dll.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Arsyad Indradi  Ruang Hening 1500 Tanka Indonesia Ilustrasi Cover : Alvin Shul Vatrick Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru...