Arsyad Indradi
Ruang Hening
1500 Tanka Indonesia
Ilustrasi Cover :
Alvin Shul Vatrick
Penerbit :
Kelompok Studi Sastra Banjarbaru
2021
Pelimbaian kata :
Setelah terbit Antologi 1500 Haiku “Tirai Hujan “ (2016)
kembali ingin menerbitkan puisi pendek
dari Jepang yang bernama Tanka. Seperti juga pada
Antologi Haiku, Antologi Tanka ini memuat 1500
tanka yang ditulis dari tahun 2016 sampai dengan tahun
2021.
Teringat pada sahabat saya Beni Guntarman (alm), kami sering berdiskusi dan berbincang tentang
haiku dan tanka.
Demikianlah, diharapkan penerbitan antologi tanka ini
tidak ada kendala.
Kemudian, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
sahabat batin saya Diro Aritonang, Kurniawan Junaedie, Tanpopo Anis, Fauzul El
Nurca dan sahabat – sahabat batin lainnya yang telah memberi dukungan dan
semangat kepada saya. Semoga Allah yang akan membalaskannya. Amin.
Alhamdulillah.
Semoga buku tanka ini dapat bermanfaat baik untuk diri
saya sendiri maupun orang lain. Amin. Amin.
Arsyad Indradi
Banjarbaru, 31 Desember 2021
Sebagai catatan tentang Tanka :
Apakah Tanka itu ?
: Arsyad Indradi
Tanka (短歌)
adalah puisi pendek dari Jepang sejak 1300 tahun
yang lalu. Tanka terdiri dari 31 suku kata/ 31 mora/ 31 silaba dalam pola tuang
5-7-5-7-7. TAN ( 短) yang artinya pendek, dan KA歌
(UTA) artinya nyanyian atau lagu. Jadi
tanka puisi pendek berupa “nyanyian jiwa” penulisnya. Tanka ini terdiri dari
frase 1 Kami No Ku (5-7-5) berkontemplasi dengan alam sekitar dan frase 2 Shimo
No Ku (7-7) merupakan ekspresi subjektif penulisnya. Frase ini
bisa bermetafor atau menggunakan bahasa ekspresif dalam mempertajam pemikiran atau perenungan.
Tanka sesungguhnya merupakan “ibu” dari haiku,
karena tanka lahir jauh sebelum Jepang mengenal haiku.
Banyak sekali ragam atau gaya tanka yang berkembang
berdasarkan arus mainstream sejak ribuan tahun yang lalu. Namn sejak abad XII kekaisaran Jepang memperkenalkan format
baku tanka 5-7-5-7-7 suku kata (onji)
yang terdiri dari dua frase yakni, frase Kami no ku (5-7-5) dan frase Shimo no
ku (7-7) yang ditulis satu garis dalam lima kelompok onji (suku kata) dengan pola 5-7-5-7-7 onji. Setelah menyebar ke luar
dari Jepang terutama ke Eropa maka penulisannya menjadi 5 baris dengan pola
yang sama yakni, 5-7-5-7-7 suku kata huruf romanji, huruf-huruf yang kita kenal
sekarang. Karena itu tanka non Jepang sekarang mengikuti pola 5-7-5-7-7 suku
kata dalam format lima baris.
Menulis tanka tidak mesti harus berhaiku walau berpola
Kami No Ku (5-7-5). Pada tanka ada
yang terdapat
“kakekotoba” ( pivot ). Pivot tersebut
ada di baris ketiga yang bersifat ambigu ( bermakna ganda ) yang merupakan jembatan
dari dua konteks yang berbeda yaitu konteks dua baris di atasnya (baris 1 dan
2) dan konteks dua baris di bawahnya (baris 4 dan 5).
Taijin ( penulis tanka ) yang terkenal di Jepang yaitu
Saigyo Hoshi salah satu dari empat grandmaster tanka Jepang . Saigyo dikenal juga
dengan nama Sato Norikiyo lahir tahun 1118 dan meninggal 23 Maret 1190, adalah
seorang penyair Buddha Jepang dan merupakan salah satu guru besar tanka.
Kehidupan dan pekerjaannya menjadi subjek banyak narasi, drama, dan drama
boneka. Fujiwara Sadaie ( 藤原定家
) lebih dikenal sebagai Fujiwara no
Teika (1162 - September 26, 1241)
seorang penyair , kritikus , kaligrafi , novelis, penyusun kumpulan
sajak , juru tulis , dan cendekiawan dari awal periode Heian dan Kamakura.dll.